Hasil survei terbaru yang dilakukan oleh
Indonesia Research Centre (IRC) menunjukan adanya perubahan yang
signifikan pada peta elektabilitas capres, khususnya di posisi kedua.
Dalam survei-survei sebelumnya, posisi kedua selalu tidak lepas dari
genggaman mantan Danjen Kopassus Letnan Jenderal (Purn) Prabowo
Subianto, kali ini posisinya digeser oleh mantan Panglima TNI Jenderal
(Purn) Wiranto. “Sebuah fenomena politik yang unik, sejarah seperti
tergambar kembali, yaitu terjadinya persaingan politik yang seru antara
mantan atasan dan bawahan di TNI,” Ujar Peneliti IRC Yunita Mandolang,
Selasa (22/10/2013).
Dalam survei IRC kali ini, Elektabilitas
pasangan Win-HT mencapai 10,6 persen, sedangkan Prabowo Subianto 8,7
persen sementara posisi teratas masih ditempati Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo (Jokowi) dengan elektabilitas sekitar 34,5%. Ketua Umum DPP
Partai Golkar Aburizal Bakrie berada di peringkat keempat dengan
elektabilitas 8,1%, disusul mantan Wapres Jusuf Kalla 6,2% dan Ketua
Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri 6%.
Pengamat komunikasi politik dari
Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai hasil survei Pemilu 2014
terbaru yang dirilis IRC cukup mengejutkan. “Hasil survei IRC ini makin
menunjukkan terjadinya dinamika aspirasi dan persepsi publik yang
bersifat lentur. Persepsi publik dalam melihat calon-calon presiden
tergantung pada banyak faktor, di antaranya kondisi politik yang terjadi
serta daya pikat sang calon,” katanya. Pasangan Win-HT dimaknai sebagai
harapan baru dari masyarakat akan lahirnya kombinasi pemimpin yang
saling melengkapi. “Itulah realitas komunikasi politik yang bersifat
kenyal,” tandas Ari Junaedi.
Partai Hanura Tembus Empat Besar
Adapun mengenai elektabilitas partai
politik (parpol), berdasarkan temuan dari 22 area survei yang tersebar
di sebagian Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera, PDIP masih berada di
peringkat tertinggi dengan elektabilitas 19,6%. Peringkat kedua
ditempati Partai Golkar yang mendapatkan dukungan 16,3% suara. “Kedua
partai senior ini bersaing ketat untuk menarik lebih banyak simpati
pemilih,” kata Yunita.
Sementara urutan ketiga menjadi posisi
panas karena terjadi persaingan sengit di antara tiga parpol, yakni
Demokrat dengan elektabilitas 7,8%, Partai Hanura 7,2%, dan Partai
Gerindra 7%. “Salah satu faktor kenaikan elektabilitas Hanura adalah
karena dicitrakan sebagai partai yang tidak terlibat korupsi,” katanya.
Adapun untuk peringkat di bawahnya yang berebut adalah NasDem, PKS, dan
PKB
Sementara itu Ketua DPP Partai Hanura
Saleh Husin mengatakan, hasil survei akan menjadi cambuk untuk
memotivasi kader bekerja keras agar sukses di Pemilu Legislatif dan
Pilpres 2014. Soal kenaikan elektabilitas partainya, Saleh mengatakan
hal itu merupakan insentif dari publik atas gagasan dan perjuangan
Hanura. “Apalagi Hanura kan memang citranya sebagai partai bersih
sekarang sudah diketahui banyak masyarakat. Itu berpengaruh terhadap
peningkatan kepercayaan publik,” katanya.
Dia menambahkan, yang juga turut
berperan meningkatkan elektabilitas Hanura adalah tingkat sosialisasi
Win-HT yang hampir setiap hari turun menyapa rakyat. “Jadi tingkat
popularitas meningkat. Ini tentu sangat memengaruhi, bukan hanya publik
yang semakin mengenal pasangan Wiranto-HT, tetapi juga Hanura yang juga
ikut terdongkrak popularitas dan elektabilitasnya,” ujar Saleh Husin.
Survei IRC dilakukan di seluruh provinsi
di Indonesia. Responden dipilih secara acak sistematis bertingkat
(multistage random). Data yang terkumpul berasal dari survei tatap muka
menggunakan kuesioner yang dijalankan pada 25 September 2013 lalu. Pada
survei ini, ambang kesalahan diperkirakan kurang lebih 0,77 persen pada
tingkat kepercayaan 95 persen. Elektabilitas di atas merupakan temuan
tahap pertama dari 4.900 responden atau sekira 30 persen dari total
responden.
Sumber : www.hanura.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar